RS Islam Yogyakarta PDHI menerima
kunjungan studi banding dari RSUD Gunung Sitoli, Nias di Gedung Pertemuan RSIY
PDHI, Jum’at (30/8). Tema kunjungan studi banding terkait bagaimana
implementasi digitalisasi layanan di RSIY PDHI. Seperti yang diketahui, RSIY
PDHI merupakan salah satu rumah sakit yang telah menggunakan digitalisasi
pelayanan yang telah terintegrasi dalam SIM (Sistem Informasi Manajemen) Rumah
Sakit, dari mulai rekam medis, rawat jalan, rawat inap, teleradiologi, kasir
dan lainnya.
Direktur RSIY PDHI, dr. H. Bima Achmad
Bina Nurutama menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungannya. Ia menjelaskan
bahwa RSIY PDHI memiliki dua gedung yang terpisah, yaitu gedung Induk di
sebalah utara dan gedung UGD di sebelah selatan dekat jalan raya Jogja-Solo.
“Jarak keduanya 100 meter lebih, sehingga kita membutuhkan sistem digital untuk
mengintegrasikan kebutuhan dan efisiensi pelayanan,” katanya.
Digitalisasi layanan di RSIY PDHI telah
dikembangkan sendiri oleh tim IT rumah sakit. Meski telah berhasil
mengembangkan dan mengaplikasikan digitalisasi rumah sakit, namun bukan tanpa
kendala. dr. Bima menceritakan, awal penerapan digitalisasi rekam medis, banyak
yang menentangnya, terutama dari dokter spesialis. “Namun kami komitmen untuk
mewujudkannya, bahwa dengan sistem digitalisasi ini akan mempermudah dan
mempercepat layanan di rumah sakit,” jelasnya.
Menurut dr. Bima, sistem digitalisasi yang
bagus itu memenuhi tiga hal, yaitu dapat menunjang pelayanan, form kertas akan
hilang diganti dengan digital (lean hospital) dan mampu mengawasi proses
bisnis. “Sistem digital yang paripurna itu mampu mengakomodir ketiga hal
tersebut,” katanya.
Sementara direktur RSUD Gunung Sitoli
Nias, dr. Julianus Dawolo, M.Kes yang turut serta dalam kunjungan studi banding
tersebut memberikan rasa terima kasihnya kepada RSIY PDHI atas sambutan dan
kesediaannya untuk belajar. “Kami ucapkan terima kasih kepada RSIY PDHI karena
telah menerima dan menyambut kami untuk belajar bagaimana implementasi sistem
digitalisasi di rumah sakit ini,” katanya.
Menurutnya, tuntutan dan perkembangan
zaman sekarang memang mengharuskan rumah sakit untuk mampu menerapkan
digitalisasi. “Kami setuju, kalau tidak berbasis IT, tentu kita (RS) akan
mengeluarkan cost yang banyak dan
kurang cepat. Karena itulah kami ingin belajar digitalisasi di sini,”
tandasnya.