Pagi itu,
sebuah gempa berkuatan 7,1 SR terjadi di Yogyakarta, yang berpusat di Magelang,
Sabtu (28/9). Gempa besar dengan durasi lebih dari 2 menit tersebut membuat RSIY
PDHI kerusakan bangunan yang cukup parah. Suara sirene tanda bahaya
bertalu-talu di setiap sudut rumah sakit. Semua yang berada di rumah sakit pun
berhamburan keluar menuju titik kumpul yang aman. Dalam suasana yang mencekam
tersebut, para petugas medis sibuk mengevakuasi para pasien keluar ruangan
menuju titik aman.
Tidak berselang
lama, tenda darurat pun berdiri di depan gedung pertemuan. Para pasien dan
korban pun dievakuasi ke tenda darurat tersebut. Disusul dengan suara ambulan
yang datang meraung-raung silih berganti membawa korban dari gedung UGD. Di dalam
tenda, sesak para korban gempa yang berhasil dievakuasi oleh tim medis. Itulah suasana
mencekam tanggap kegawatdarutan yang dilakukan oleh RSIY PDHI.
Jangan panik,
ini hanyalah sekedar simulasi HDP (Hospital Disaster Plan) yang dilakukan oleh
tim medis RSIY PDHI. Tanggap darurat bencana ini rutin dilakukan oleh tim medis
setiap tahun di rumah sakit. Pada tahun ini, bencana yang dipilih dalam
simulasi ini adalah bencana gempa bumi. Pemilihan ini bukan sebuah kebetulan
karena selain Yogyakarta adalah salah satu kota yang rawan bencana gempa bumi,
juga ada prediksi letusan gunung Merapi yang memiliki siklus beberapa tahunan.
Dengan diadakannya
simulasi HDP ini dilakukan untuk merefresh kembali penanganan medis bila
terjadi bencana. Terutama untuk meningkatkan ketanggapan atau respon para
petugas medis dalam menangani bencana alama seperti kebakaran, gempa bumi,
erupsi Merapi dan lainnya.