Oleh: Ery Surayka Puspa Dwi S. Psi, Psi., CHt. Psikolog RSIY PDHI

Perubahan gaya hidup dan pola makan di era saat ini ternyata menjadi penyebab banyaknya orang mengalami penyakit kronis bahkan di usia yang relatife masih muda. WHO mencatat ada 38 juta orang yang meninggal dunia setiap tahunnya karena mengindap penyakit tidak menular. Bahkan penyakit-penyakit ini telah dialami oleh 16 juta jiwa orang, sebelum mereka berusia 70 tahun dan menyebabkan kematian dini sebanyak 82%.

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama yang menyebabkan tingkat kematian dini di dunia. Kemudian disusul dengan penyakit kanker yang telah meningkat kejadiannya hingga 70% selama 2 dekade terakhir disusul dengan diabetes dan penyakit pernapasan. Tingginya tingkat kematian akibat penyakit serius tersebut membuat WHO menyarankan untuk melakukan perawatan paliatif kepada pasien-pasien penderita penyakit terminal.

Perawatan paliatif adalah pelayanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak bereaksi terhadap pengobatan kuratif atau tidak dapat disembuhkan lagi secara medis (stadium lanjut). Contohnya pada penyakit: kanker, AIDS, jantung, stroke, gagal ginjal, dsbnya. Tujuan perawatan paliatif adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menghadapi setiap penyakit yang diderita dan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan tenang dan nyaman tanpa merasa tertekan atas penyakit yang dideritanya baik secara fisik misal nyeri, mual, muntah maupun yang psikis.

Perawatan paliatif saat ini lebih banyak hanya pada pelayanan paliatif dengan metode HCC (Hospital Home Care) atau petugas medis Rumah Sakit mengadakan kunjungan ke rumah pasien. Di RSIY PDHI, layanan homecare sudah berjalan untuk melakukan perawatan secara holistic, baik fisik maupun psikis. Di beberapa RS selain HCC juga diberikan dalam bentuk pelayanan psikoterapi paliatif. Psikolog RS biasanya memberikan layanan terapi yang bersifat spiritual dan supportif kepada pasien stadium lanjut ini.

Pasien stadium lanjut biasanya selain sakit fisik juga mengalami gangguan-gangguan psikologis. Misal, ketakutan dan kecemasan menghadapi kematian, kegalauan akan nasib keluarganya setelah ditinggalkan, ketidakikhlasan kepada Tuhan akan penyakit yang dideritanya, ketidaksiapan spiritual dalam menghadapi bila waktunya tiba dan lainnya. Sehingga akhirnya mengalami depresi yang tambah memperburuk penyakitnya.

Senada dengan Elizabeth Kubler Ross yang menyatakan tahapan psikologis yang akan dialami oleh pasien terminal stadium lanjut adalah sebagai berikut: Schock, Denial, Anger, Bargaining, Depression & Acceptance. Diharapkan dengan menjalani terapi paliatif secara kontinyu pasien akan cepat melalui proses-proses sebelum masa Acceptance tiba. Sehingga pasien dapat mencapai kualitas hidup lebih baik dan menemukan keikhlasan diri sebelum kematian menjelang.

Psikolog klinis rumah sakit dalam hal ini akan memberikan terapi relaksasi, terapi supportif dan terapi spiritual untuk kenyamanan pasien, memberi pemahaman akan penyakitnya dengan mensupport untuk tetap mandiri (sesuai kemampuannya), ikhlas dan tabah menghadapinya, serta mendampingi pasien melewati masa masa kritisnya.

Untuk saat ini pelayanan psikoterapi paliatif dalam bentuk layanan terapi relaksasi, suportif dan spiritual sudah dapat diberikan di Poli Psikologi RS Islam PDHI Yogyakarta. Silahkan kontak pihak rumah sakit kami untuk membuat perjanjian terapi dengan psikolog klinis kami. Sumber: Republika, Rabu, 19 Februari 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *