Oleh: Agus Nurcahyo, Humas RSIY PDHI
Mau vaksin Sinovac, vaksin Covid lainnya atau tidak itu sebuah pilihan. Tapi, setidaknya memilihlah dengan menggunakan ilmu. Jangan memilih atas dasar kedunguan atau berita hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masalahnya sekarang, penyebaran Covid 19 sudah massif dan tidak terkendali. Jumlah pasien yang positif Covid 19 di Indonesia tembus 1 juta lebih. Sebuah angka tertinggi di ASEAN. Apa artinya? Penyebarannya sudah tak terkendali. Penyebarannya bukan lagi di tempat-tempat umum, namun sudah dekat dengan rumah atau malah sudah sampai rumah ke rumah. Melihat trendnya, tinggal nunggu waktu aja sepertinya kita terinfeksi.
Nah, sekarang pilihannya, mau terinfeksi yang aktif dari pasien positif atau yang inactive melalui vaksin?. Pilih saja. Kalau inactive itu tidak berbahaya, karena sudah dilemahkan sehingga tidak membuat seorang positif Covid setelah divaksin.
Virus Inactive tidak memiliki kemampuan menginfeksi Sehingga tidak menyebabkan orang terinfeksi Covid & tidak menyebabkan hasil PCR menjadi positif. Jadi, vaksin Covid, apa pun itu namanya, tidak menyebabkan orang terinfeksi Covid. Lalu bagaimana jika ada orang yang usai disuntik vaksin trus terkena Covid atau positif, seperti yang dialami oleh Butapi Sleman, Sri Purnomo beberapa waktu lalu?
Baik, kita simak penjelasannya. Vaksin butuh waktu untuk memunculkan kekebalan. Kita coba pahami bersama cara kerjanya. Hari dimana kita divaksin (0 H) adalah dosis pertama disuntikkan. Kemudian selama 7 hari kemudian (7 H) imunitas tubuh terhadap virus tersebut mulai terbentuk. Kemudian 14 hari setelah vaksin pertama (14 H) dilakukan, dilaksanakan vaksin kedua dengan dosis yang telah ditetapkan. Kemudian, 28 hari setelah vaksin pertama barulah imunitas penuh tercapai.
Kemungkinan muncul Covid lebih besar bila infeksi terjadi sebelum imunitas penuh tercapai, (Zhang: 2020). Jadi, infeksi Covid dapat terjadi sebelum vaksin diberikan. Penjelasannya begini, masa incubasi Covid adalah 2-14 Hari antara waktu terinfeksi dengan munculnya gejala. Masalahnya, terdapat periode di masa incubasi dimana virus belum dapat terdeteksi oleh test PCR. Jadi kemungkinannya, vaksin diberikan saat sudah terinfeksi dan pada masa incubasi (Cevik: 2020).
Dengan demikian jelas ya, mengapa ada yang terinfeksi Covid setelah beberapa hari melakukan vaksinasi. Jangankan mereka yang sudah vaksin namun belum mencapai tingkat imunitas penuh, mereka yang sudah vaksin dan sudah mencapai tingkat imunitas penuh saja masih bisa terinfeksi. Tapi, ingat tapi, ini konsep yang harus kita pahami bersama: risikonya lebih rendah.
Kita harus memahami konsep vaksinasi Covid agar tidak salah mengambil keputusan sesuai ilmu dan tidak terjebak dengan persepsi salah yang didasarkan pada berita-berita hoax. Konsepnya adalah bahwa Covid 19 tetap berisiko pada orang yang sudah divaksin tetapi dengan RISIKO JAUH LEBIH RENDAH. Risiko mengalami penyakit berat dan meninggal akibat Covid kemungkinan besar LEBIH RENDAH lagi dibanding dengan orang yang tidak divaksin.
Vaksinasi Covid yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap tenaga kesehatan pada periode pertama memiliki tujuan itu. Selain memberi imunitas, menurunkan risiko yang lebih rendah juga memberikan rasa tenang bagi para Nakes dalam melayani pasien.