Oleh: Ery Surayka Puspa Dwi, Psikolog RSIY PDHI

Manusia memiliki fitrah dan keunikan masing-masing. Adanya individual differences merupakan sebuah karunia Tuhan yang harus selalu disyukuri. Meskipun sama-sama makhluk berakal, tapi antara satu sama lain memiliki kondisi akal yang berbeda-beda juga. Secara umum, kita mengenal istilah IQ (intelligence quotient). EQ (emotional quotient) dan SQ (spiritual quotient).

Barangkali dari ketiga istilah tersebut, yang paling familiar adalah IQ. Banyak orang beranggapan bahwa orang yang cerdas IQ nya pasti tinggi. Pada akhirnya besar kecil IQ ini seolah didewakan untuk menilai individu tersebut, padahal yang namanya kecerdasan itu banyak macamnya dan tidak bisa dinilai hanya dari satu sisi saja.

Besaran IQ memang dijadikan sebagai salah satu cara mengetahui kemampuan kognitif seseorang, tetapi ketika IQ nya bernilai 100 bukan berarti dia bodoh. IQ rata-rata normal orang Indonesia adalah 90-110. Melebihi angka tersebut disebut genius, apabila kurang disebut rendah. Meski begitu, kita tidak boleh melupakan aspek emosional dan spiritual seseorang. Kedua hal inilah yang justru lebih penting.

Pada dasarnya, IQ merupakan bentuk kemampuan individu untuk berpikir, mengolah, dan menguasai lingkungan secara maksimal, serta bertindak terarah. Meskipun secara kognitif sangat cerdas, tetapi jika tidak diimbangi dengan kecerdasan emosional maka berbahaya juga. Kecerdasan emosional berhubungan dengan bagaimana seseorang bisa mengelola, mengendalikan, dan menempatkan secara tepat emosi dalam dirinya.

EQ inilah yang membuat seseorang mampu secara cerdas melakukan hubungan interpersonal dengan orang lain. Secara sederhana, EQ dimaknai sebagai kemampuan untuk mengenali , mengendalikan, dan menata perasaan sendiri serta orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya dirasa menyenangkan.

Terakhir adalah SQ, kecerdasan spiritual. Hal ini tidak kalah penting, karena yang akan mengarahkan kita bagaimana memahami sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah, serta standar pemahaman terhadap moral. Ketiga jenis kecerdasan ini sama pentingnya dan harus dikelola dengan baik, sehingga pikiran dan perilaku yang terbentuk selaras dengan apa yang diharapkan.

Setiap orang harus paham terhadap dirinya sendiri. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur atas segala karunia yang Tuhan limpahkan kepada kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *