Oleh : Suhartanto, SSt.FT, Kepala Unit Rehabilitasi RSIY PDHI

Generasi millennial menjadi topik yang cukup hangat dikalangan masyarakat, mulai dari  politik ditentukan oleh generasi milenial, pendidikan, teknologi, moral dan budaya sampai masalah kesehatan. Generasi millennial atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980- 1995an. Apabila kita membuat sebuah kurva perjalanan hidup manusia, rentang usia generasi milenial ini adalah generasi yang berada pada puncak kurva fase perjalanan hidup manusia.

Apa yang ada dibenak kita saat mendengar osteoporosis? Orang berusia lanjut? Tidak produktif ? Ulasan dan kajian tentang hal ini lebih banyak ditujukan kepada lansia, lansia adalah penderita, lansia dan keluarga adalah yang harus lebih banyak mendapatkan bekal pengetahuan. Apa hubungannya dengan generasi milenial? inilah yang harus kita rubah. Perhatian dan persiapan menghadapi osteoporosis adalah hal yang tidak boleh kita lewatkan, dan mungkin ini adalah hal paling utama. Disinilah dibutuhkan agen perubahan yang lebih memberikan pengaruh perubahan. Kesadaran akan peran penting generasi milenial dalam “melawan” osteoporosis sangat diperlukan. Menurut penulis, ada tiga alasan utama mengapa peran generasi milenial sangat penting dalam melawan osteoporosis.

Pertama, generasi milenial, dengan rentang usia diatas, sebagian besar telah memiliki anak dengan rerata usia batita sampai usia sekolah. Osteoporosis adalah proses alamiah yang pasti akan terjadi.  Proses pembentukan tulang dan penghancuran tulang terus berlangsung, dimulai dari bayi sampai lansia. Saat proses tersebut tidak berjalan secara seimbang, pada proses penuaan misalnya, maka terjadilah osteoporosis. Satu hal yang paling penting dalam menghadapi pengeroposan tulang karena proses alamiah tersebut adalah bekal kepadatan tulang yang maksmial, dimulai sejak dalam kandungan. Pertumbuhan tulang akan berhenti pada usia 16-17 tahun bagi laki laki dan lebih cepat pada perempuan. Pada usia 40 tahun lebih, kepadatan tulang mulai berkurang

Pada masa kanak-kanak, tulang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Pertumbuhan tulang tersebut harus ditunjang dengan gaya hidup, pola makan dan aktivitas yang baik. Minimnya pergerakan tubuh akan menghambat proses pembentukan massa tulang. Gadget adalah tantangan utama pada saat ini, anak-anak kurang beraktifitas diluar ruangan karena bermain gadget. Konsumsi makanan bergizi, paparan sinar matahari yang lebih banyak ditambah aktifitas fisik, berlarian dan bermain adalah kombinasi yang harus kita persiapkan untuk meningkatkan kepadatan tulang anak –anak kita.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2015, kebutuhan akan kalsium sebanyak 210 mg/hari untuk usia 0-6 bulan, 270 mg/hari untuk usia 7-12 bulan, 500 mg/hari untuk usia 1-3 tahun, 800 mg/hari untuk usia 4-8 tahun, 1000 mg/hari untuk usia 19-50 tahun, 1200 mg/hari untuk usia lebih dari 50 tahun. Makanan yang banyak mengandung protein untuk kesehatan tulang antara lain yogurt, susu, keju, Ikan laut, telur, sayuran hijau dan biji bijian seperti gandum dan sereal.

Vitamin D sangat penting dalam membantu tubuh menyerap kalsium dan menggunakannya. Tubuh tidak bisa menyerap kalsium sama sekali tanpa kehadiran vitamin D yang cukup di dalam tubuh. Vitamin D dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu makanan, paparan sinar matahari dan suplemen. Menurut WHO, paparan sinar matahari selama 15 menit selama 3 kali dalam seminggu, sudah membuat tubuh mampu menyimpan vitamin D dalam jumlah yang tinggi. Tetapi, tidak disarankan berjemur pada pukul 10.00 sampai 16.00. Saat berjemur tidak disarankan menggunakan tabir surya, atau pakain yang menutup wajah, lengan dan tangan agar sinar bisa langsung kontak dengan kulit.

Kedua, generasi milemial adalah generasi dipuncak kurva kehidupan. Generasi dipuncak kurva adalah generasi yang segera akan memasuki kurva menurun, yaitu penuaan. Usaha untuk tetap menjaga penurunan fisik dini karena proses penuaan dini adalah yang paling mungkin dilakukan. Tetap aktif berolah raga dan menjaga konsumsi makanan yang seimbang harus tetap dilakukan.

Kegemukan, kurangnya aktifitas olah raga, stress dan istirahat tidak teratur adalah masalah yang terjadi pada masa- masa ini. Banyak yang menganggap bekerja adalah sebagai salah satu olah raga. Padahal dalam ilmu kesehatan, seseorang dapat dikatakan berolahraga yaitu pada saat ia melakukan latihan secara rutin selama kurang lebih 20 menit perhari. Seseorang yang memiliki gaya hidup sibuk bukan berarti bergerak secara aktif karena dalam gaya hidup sibuk tersebut banyak dihabiskan untuk duduk statis. Orang yang aktif dapat mempertahankan kalsium agar tetap tersimpan di dalam tulang. Sementara itu, orang yang tidak aktif sangat gampang untuk kehilangan kalsium. Apabila kalsium dalam tubuh kurang maka akan mengambil kalsium yang dimiliki oleh bagian tubuh lain seperti tulang.

Gula yang berlebihan dapat mencegah penyerapan kalsium dan fosfor, serta mineral penting dalam memfasilitasi penyerapan kalsium. Kopi dan alkohol dapat menimbulkan pengeroposan pada tulang karena alkohol dan kafein menghambat proses pembentukan massa tulang. Semakin banyak kafein yang dikonsumsi maka semakin banyak pula kalsium yang terbuang melalui air seni. Tetapi, dampak negatif tersebut akan semakin berkurang bila pola makan anda kaya akan kalsium. Rokok dapat menyebabkan tulang keropos karena mengandung radikal bebas, nikotin, dan zat berbahaya lainnya. Radikal bebas itu sendiri menyebabkan kerusakan sel dan gangguan hormon, yang berdampak pada gangguan pembentukan tulang. Sedangkan nikotin menyebabkan kerusakan pada sel yang bertugas membentuk sel tulang. Kondisi osteoporosis akan semakin parah, karena rokok juga terbukti dapat meningkatkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh, sehingga proses penghancuran tulang akan berlangsung lebih cepat

Ketiga adalah generasi milenial masih memiliki orang tua atau kakek-nenek, yang mana mereka adalah penderita osteoporosis. Konsumsi makanan yang sehat dan kalsium cukup, olahraga yang tepat serta asupan vitamin D, adalah usaha kita menjaga mereka. Saat paparan sinar matahari kurang, vitamin D dapat kita dapat dari suplemen atau makanan. Olah raga yang tepat bagi mereka adalah senam low impact seperti senam osteoporosis. Karena penurunan kondisi fisik, nafsu makan lansia kadang menurun banyak, yang paling penting pada kondisi seperti ini, adalah mereka mau makan, jangan terlalu memperhatikan pantangan. Susu adalah sumber makanan penting. Pilih produk susu dengan kandungan kalsium baik, yang paling utama adalah mereka mau minum dulu.

Resiko jatuh meningkat pada lansia. Hal ini lah yang harus menjadi fokus kita. Lakukan pengamatan di sekeliling rumah dan tempat tinggal yang beresiko mengakibatkan terjatuh. Tambahkan fasilitas agar mereka mampu melaluinya dengan aman. Kamar mandi adalah salah satu tempat berbahaya dan harus menjadi perhatian kita. Pemilihan lantai yang tidak licin, pemasangan pegangan atau railing, desain pintu yang mudah di buka saat keadaan darurat, penerangan yang baik, dan pemilihan kloset yang tepat harus kita lakukan.

Adalah tugas kita bersama menjaga dan mempersiapkan anak kita, diri kita dan orang tua kita, karena osteoporosis adalah sebuah hal yang pasti terjadi. dimuat di Harian Republika, Rabu 16 Oktober 2019.